Sunday 26 March 2017

Balapan Menikah Yuk!

Sudah hampir dipastikan kalau ada kondangan pertanyaannya sama seperti 3-4 tahun yang lalu. Selalu sama. Si anu sudah si ini sudah si itu sudah. KAMU KAPAN?

pertanyaan yang sekarang tak ubahnya sama seperti 'udah makan belom?' Atau 'tadi sarapan apa?'. Pertanyaan basa basi sih. Tapi untung saya nggak kurang piknik, mainnya jauh, pulangnya malam, dan liburnya cukup. Jadi kalau ada yang tanya gitu mah saya nya santai-santai aja hehehe... lebih panas waktu itu ditanya kapan lulusnya? Kerja dimana? Hahaa...

Yap, diusia yang katanya oom erikson bahwa usia saya yang hampir kepala 3 ini sudah masuk ke masa membangun relationship. Setelah yang tadinya masa untuk berkarya sudah terlampaui sekarang saatnya untuk membangun maghligai rumah tangga yang berbunga-bunga layaknya dongeng.

Menikah di negara ini dalam pemikiran saya bukan hanya menyatukan 2 hati yang kena panah asmara. Tapi juga dua keluarga besar segambreng dengan segala konsekuensinya. Nah kalau sayanya sendiri masih egois dan belom pengen berbagi dengan orang lain mosok mau dipaksa? Wong kita ini ya hidup di negara bebas kok hehee..

Yang kadang bikin masalah soal nikah menikah ini meni riweuh pisan adalah omongan orang terdekat di sana-sini. Apalagi ditambahi dengan pandangan belas kasihan seakan saya ga laku-laku, sampai pada niatan imgin membangun rumah di jannah jadinya saya sebagai jomblo bahagia sibuk untuk diperkenalkan sana-sini, disuruh ta'aruf, dijodohkan sama si anu, si itu, si ini dan sebagainya. Sampai bahkan ada yang nyeletuk 'hayo, yang lebih muda udah pada nyalip. Apa nggak panas?' Ya saya jawab 'alhamdulillah habis minum termorex panasnya turun' hehehee.... 

Saya amati celetukan kapan nikah, kok kalah balapan, nggak panas ditinggal nikah dsb itu sudah menjadi kelaziman di budaya bangsa ini. Kalau secara kurva normal ya itu standar normalnya bangsa indonesia. Tanya hal-hal personal kayak tanya anak, kapan nikah, kok belom punya cucu dsb. Tapi kadang kita lupa yang ditanya belum tentu pikniknya jauh. Belum tentu mereka pulangnya malam, atau bahkan nggak pernah berlibur. Jangan salah bisa aja yang ditanya jadi tersinggung, sedih, atau bahkan emosional.

Kalau saya berkaca kembali ke diri saya. Coba saya yang digitukan. Kan kzl kak. Makanya sebisa mungkin pertanyaan yang macam begitu ya disimpen dalam hati aja. Jadinya ghibah juga biarin atuh hahahaa..

menikah atau belum menikah itu pilihan. Mungkin banyak yang akan mengkritisi saya bahwa saya yang kurang ikhtiar. Bener. Saya membenarkan itu. Mungkin saya yang kurang berikhtiar untuk mencari belahan hidup yang akan melengkapi sebagian diri dan juga menyempurnakan agama saya. Lha tapi kan itu pilihan saya. Kalau kembali ke teori kurva normal terdapat 1,75 persen orang yang berada di juring kanan dan kiri normalitas. Ya mungkin kali saya masuk ke situ hahaa... taoi saya kan tidak merusak hidup orang lain to? Saya juga tidak menyakiti hati orang lain juga kan?

Kalau dibilang pengen ya pengen. Gils aje kagak pengen kawin. Tapi ya itu tadi. Semua kembali ke pilihan pribadi. Saya sih masih enjoy dengan apa yang saya pilih, enjoy dengan jalan yang saya jalani, enjoy dengan suara orang sekitar yang miringnya ngalahin lambe turah.

Last but not least, sekali lagi menikah itu bukan perlombaan makan kerupuk atau balap kelereng. Bukan juga F1 atau MotoGP yang dimana barangsiapa menikah duluan itu artinya sudah menang. saya acungi jempol untuk mereka yang sudah menikah karena Menurut saya mereka yang sudah menikah sudah berani ambil resiko, sudah berani maju, sudah berani mengalahkan ketakutan mereka dan sudah menuju satu tahap hidup yang lebih kompleks daripada yang belum menikah dengan jalan ceritanya masing-masing.

Untuk saya? Jangan salahkan saya ya kalau saya masih asyik mengitari belahan dunia sambol mengumpulkan cap di paspor 😁 saya sih lebih mengharapkan didoakan saja supaya bisa bertemu dengan someone special entah di belahan dunia manapun DI WAKTU YANG TEPAT daripada dijodohkan atau dipanas-panasin buat cepet-cepet nikah. Mau dikomen apa sih monggo saja wong saya juga nggak berhak meminta orang buat diam ataupun berkata sesuai yang saya inginkan. Tapi yang jelas semoga semua hepi dengan pilihan masing-masing. Enjoy your life! 


Sancaka 26032017

Barat. 19.07

Saturday 28 March 2015

Berbagi Pengalaman Mengurus Visa UK : Susah sih enggak, paling cuma ribet dikit.

Kalau soal bagaimana cara mengurus visa sih kayaknya sudah banyak di Internet. Tulisan lebih banyak kepada sharing pengalaman saya ketika mengurus Visa ke Inggris. setiap orang pasti punya pengalaman yang berbeda ketika mengurus visa. tapi saya pengen banget deh pengalaman saya bisa membantu buat travelers yang mau jalan-jalan ke Inggris

Telepon mendadak dari tante saya pada awal Januari awal membuat saya sampai speechless... Gimana enggak, saya diajakin ke London! Wah, dream come true! Akhirnya kesempatan ke Eropa datang juga. Kebetulan ada saudara saya yang juga kerja di London dan siap menampung segala akomodasi dan transportasi. Wuszzz.... makin hepi hahahahaha....

Akhirnya seperti yang sudah banyak dituliskan di dalam blog lain, tentu saja saya harus mempersiapkan VISA. Sebagai pemegang paspor ijo, tentu saja masuk ke Inggris harus menggunakan Visa. Visa inggris sendiri tidak termasuk dalam visa Schengen. jadi memang harus benar-benar mengurus sendiri.

Untunglah saya bepergian sama tante saya. Dalam pengurusan ini Tante saya menyerahkan sepenuhnya kepada agen untuk membantu pembuatan visa. Tugas Si Agen ini adalah ngumpulin berkas-berkas, lalu memverifikasi berkas-berkas, baru kemudian kalau sudah dirasa lengkap dan sesuai sama yang diminta oleh pihak VFS (pihak ketiga kedutaan Inggris untuk pengurusan Visa). Berkas-berkas yang diperlukan pastinya sudah sangat jelas dituliskan oleh pihak kedutaan. Nah disini yang mau saya share ada beberapa dokumen yang dirasa bisa mendukung visa kita diterima:

1. Karena saya bepergian dan ditanggung sama saudara saya di London, doski mengirimkan permanent resident, dan juga surat undangan yang menyatakan bahwa dia menjamin semua akomodasi selama di London.
2. Karena saya ditanggung sama suaminya tante (oom) jadi saya melampirkan juga akta kelahiran bapak saya yang menyatakan bahwa nama orang tuanya (kakek) saya sam dengan tante saya. Nanti dilengkapi dengan akta nikah oom-tante saya yang menyatakan bahwa mereka suami istri dan si oom ini yang membiayai saya di sana...pfffttt...
3. Rekening tabungan harus berapa? saya sendiri jadi mikir-mikir. tante saya ngajakinnya mefet banget jadinya rekening saya yinggal 300 ribu! ya jujur aja waktu itu lagi nggak punya duit deh. lagi disebar kemana-mana. akhirnya dengan kekuatan bulan saya kumpulin deh itu duit dari mana-mana hingga terkumpul 40 juta. saya pikir mah `karena dibayarin sama oom tante dan dijamin maka beres deh. lagian saya perginya rombongan ini.

Setelah terkumpul semua berkas dan dirasa cukup sama si agen travel,dia bikin janji sama VFS. buat yang tinggal di luar kota siap-siap aja ya menyiapkan duit tambahan dan cuti tambahan buat cap jempol dan foto visa yang hanya bisa dilakukan di VFS Kuningan city. karena saya dari desa Gresik, mau nggak mau harus ke jakarta senin pagi dan pulang sorenya. gilaaa... tajir amat yak.

Di VFS kita cuma disuruh nunggu, tandatangan berkas, cap jari, dan foto. di dalam cuma ditanyain nama sama tanggal lahir. beuh, cuma digituin aja sampe gemeteran banget. sekarang sudah nggak pake proses wawancara buat bikin visa. di Indonesia sendiri cuma mengumpulkan berkas kemudian berkasnya dibawa ke Manila. Prosesnya sekitar 2-3 Minggu. kalau lagi low season ya 2 minggu jadi.

Haduh, selama nunggu itu dag dig dug banget. Mengajukan visanya tanggal 10 Februari dan kemudian tanggal 23 Februari di email sama Manila kalau sudah ada keputusan tentang aplikasi visa. tapi nunggu dari travel agent yang ngabari. Walah, makin nggak bisa tidur saya.... udah dinanti banget. Akhirnya datanglah kabar dari Travel Agent saya bahwa visa saya....

DITOLAK


DITOLAK......


DITOLAK.........................

Saya sampe shock banget. kok bisa ditolak. kurang yahud apa sih saya pergi sama keluarga lenong. saya bener nggak ngira bahwa visa saya bakalan ditolak! Wadaaaw...... 

Tapi bagusnya (tetep ya orang jawa masih ada bagusnya di tengah kesusahan) pihak Visa sendiri menguirimkan tulisan kenapa aplikasi saya ditolak. Dan lebih oke lagi, semua tulisannya dirinci. Jadi kira-kira begini surat cintanya :

1. Kamu ditolak karena belum bisa menunjukkan kamu pernah kemana-mana
2.Kamu ditolak karena tidak mempunyai hubungan dengan indonesia (Byuh, alasan yang sama ketika saya ditolak Australia)
3. Kamu ditolak karena kondisi keuanganmu kok meragukan.
.
Nah, di bawahnya ada rinciannya :

1. Soal belum pernah kemana-mana
Kamu menyebutkan memang banyak sekali negara yang kamu kunjungi seperti yang tertera di paspor dan cap kamu. ada beberapa negara dengan visa yang telah kamu lampirkan (Dubai, Hongkong, Shenzen). Tapi menurut kami kamu belom pernah kemana-mana sehingga kredibilitasmu diragukan.

Nah, saya nggak ngerti apakah ini maksudnya harus punya visa lain seperti ostrali, jepang atau korea kah sebelum bisa ke Inggris? saya juga tidak tahu, agent visa juga nggak ngerti.

2. Soal Hubungan Kuat dengan Indonesia
Kami tidak melihat kamu punya hubungan kuat dengan Indonesia. kami ragu kamu bakalan pulang karena kami tidak melihat ada hal-hal yang bisa memaksamu untuk pulang. Meski kamu melampirkan tiket pulang-pergi (dan sudah di issued ya) kami nggak yakin kalau kamu bakalan pulang.

Setelah dipelajari sama travel agent, mungkin karena saya belum menikah, jadi dianggap masih mungkin kabur karena nggak punya anak di Indo. saya diminta untuk menambahkan Akta kelahiran bapak, KTP bapak, surat pernyataan dari Bapak yang menyatakan saya bakalan liburan aja nggak bakal nikah di sana dan bakalan pulang, dan kemudian ini penting : surat sponsor dari kantor ditambahi kata-ata "for holiday purpose". emang sih di surat kantor disebutkan saya mau ke sana dan bakalan pulang. tapi ternyata kurang kata-kata "for holiday purpose" doank cobaaaa....

3. Soal Duit
Kami sampaikan dulu bahwa di Inggris, biaya idup nya selama 2 minggu adalah sekitar 1200-2000 pondsterling. nah di rekening koran yang dicantumkan, pernah mencapai angka 300 ribu ya (20 pondsterling) dan itu bakalan kurang banget. bener sih saudaramu bakal menangung semuanya, tapi kami melihat dari jumlah gaji yang kamu lampirkan, rasanya kok sulit dapat uang segitu banyaknya di rekening. kalau memang perlu, coba deh lampirkan segala hal yang kamu punya.

WHAAAT!!! ini malu-maluin deh. ya kan ane nggak siap kalau disuruh ke London menadadak jadi ngga nyiapain tabungan. dulu ke Ostrali aja masih ditata banget biar stabil diatas 40 juta aja ditolak. trus ternyata, di tempat saya gajian kan sebulan 12 kali, cuma mereka kan nggak ngerti ada bonus dan sebagainya yang membuat saya punya duit segitu *hvft*. Tapi kan saya nggak bisa membuktikan kalau nggak wawancara. Tapi jangan salah, sepupu saya yang tajir melintir justru malah ditolak karena dia mau pergi sekeluarga, duitnya banyak trus mau kerja dan jadi imigran gelap. haduuuuhhhhh....

Mau nggak mau, akhirnya diulanglah proses pengajuan visa.

Jadi dokumen yang ditambahkan adalah :
1. KTP bapak, 
2. Surat resmi dari kantor oom saya di Indonesia yang akan menanggung semua keperluan saya
3. Rekening tabungan bapak 3 bulan terkahir
4. Surat pernyataan dari bapak kalau saya cuma liburan, bakal pulang, nggak cari cewek sana, dan bapak menjamin ahwa rekening tabungannya juga bisa mengcover selama saya di sana.
5. Surat dari kantor (minta lagi sama manger) dengan nambahin kata "for holiday purpose"
6. Surat pajak Tahunan, distabilo bagian penerimaan tahunan. tuh liat tuh, gue juga punya duit!
7. BPKB Mobil 
8. Sertifikat Rumah yang meguatkan bahwa saya masih punya utang rumah hahaa.... tentu saja sertifikat dan bpkb mobil atas nama sendiri ya.
9. Kartu keluarga yang menyatakan bahwa saya anaknya bapak, akta kelahiran bapak yang menyatakan bahwa bapak dan tante itu kakak adik, dan surat nikah tante dan oom yang menyatakan bahwa si penanggung alias oom punya hubungan darah sama saya. buset....
10. Saya disumbang kekuatan bulan sehingga rekening saya jadi 100 juta. 

Oiya, saya lupa menyebutkan di awal, bahwa semua dokumen yang dilampirak harus diterjemahkan oleh sworn translator (penerjemah tersumpah) yang ditunjuk oleh kedutaan. per lembar harganya 150 ribu lho ya....

Nah setelah saya lengkapi dan kemudian saya datang lagi ke jakarta. pp sehari berangkat pulang. Udah habis duluan nih duit buat jajan di London *miris*... Saya ajukan aplikasi tepat tanggal 10 maret 2015. saya membayangkan betapa mefetnya proses ini karena saya berangkat tanggal 28. 

Di tanggal 20 Maret, email perusahaan menerima email konfirmasi dari Manila untuk manager saya. pertanyaannya :
1. Bener nggak saya ini karyawan tetap?
2. Saya kalau cuti tetep digaji nggak?
3. Berapa sebenernya gaji sebulannya dia?

Dan dibalas oleh manager saya (yang tentu saja saya yang jawab)
1. Ya dia beneran karyawan tetap. posisinya senior supervisor.
2. Dia cuti tetep digaji kok.
3. Dia dapet X juta rupiah setiap bulan. tapi tak kasih tahu ya, perusahaan kami itu ada kebijakan bonus sehingga pendapatannya minimal 24 gaji setahun. bahkan trand nya 30 gaji setahun. Saya bikin apa adanya plus disombongin dikit deh biar nggak dipandang sebelah mata hahahaha.... sombong biarin daripada ditolak lagi gegara dianggap nggak mampu membiayai. 

Tanggal 24 Maret siang saya di email lagi dari manila mengenai visa saya yang sudah selesai diproses. saya udah nggak konsen lagi di kantor, deg-degan., telpon mulu sama travel agent yang mungkin sampe eneg ndengerin saya... dan akhirnya 2 hari sebelum berangkat....

GRANTED! Alhamdulillah, akhirnya visa saya diterimaaaa. LONDON I'm Comiiiiiiing!!!!!

FYI, untuk saya sendiri, tante saya menggunakan layanan visa Premium yang jadinya bisa lebih cepat. biayanya? 9 Juta untuk pengurusan saya sendiri!. Namun itu juga tidak menjamin visanya keluar. jangankan tahu keluar apa enggak, tanya-tanya gimana hasilnya, kemungkinan, dsb aja nggak bisa. memang sih dalam pengurusan Visa, diakui atau tidak keputusannya hanya Tuhan dan orang kedutaan yang tahu.

Ya, tulisan saya disini dibuat bukan untuk membuat kecut niatan orang mau ke London, tapi buat jaga-jaga aja daripada udah sayang bayar visa, udah jauh-jauh ke jakarta, tapi visanya ditolak. So, siapkan hati yang lapang, dan diakui atau tidak biaya-biaya tak terduga lainnya ya.

Selamat Berjuaaaang :)

Tulisan Dibuat di BNI lounge
28 Maret 2015 16.30
Menjelang keberangkatan Ke London pukul 23.30.

Wednesday 4 March 2015

Ini Soal Traveler Jomblo

Image result for traveler couple
Tiba-tiba saja saya ingin bikin tulisan yang lain dari biasanya. meski ini masih mirip dengan tema nya sih, jalan-jalan juga, tapi rasanya kok saya pengen nulis soal ini. Mungkin karena usianya udah masuk usia rawan nikah kali ya hahahaha...

Awalnya bersumber dari postingan teman-teman di Path soal "janganlah kamu menanyakan sesuatu yang mungkin itu bisa menyinggung dan mempengaruhi lawan bicaramu". Saya tergelitik untuk ikut bertanya, "Ini termasuk kalau soal tanya kamu nikah kapan gitu nggak?". Saya sih enggak sensi, enggak marah, enggak tersinggung. Sebenernya secara etika internasional pertanyaan macam ini sudah sangat privasi. Cuma mungkin orang kita aja yang awalnya basa basi berujung jadi kebiasaan. Kebiasaan kok nggak ngenakin gitu ya hahahaha... Tapi sekali lagi, Saya seriusan nggak marah atawa tersinggung kalo ditanya model begituan, cuma bosan aja sih menjawab pertanyaan yang saya sendiri aja kagak ngerti gimana menjawabnya :D

Memang kalo mau merunut banyak sumber, pernikahan itu sebenarnya sudah merupakan budaya dari sejak jaman dulu kala. Termasuk juga agama menuliskan bahwa menikah itu menyempurnakan iman dan jodoh itu sudah digariskan. Secara teori psikologi pun, salah satu fase hidup manusia untuk mencapai kesempurnaan adalah dengan melalui fase menikah. Namun kadang saya bertanya dalam hati, kalau orang tidak menikah atau belum menikah di usia yang matang itu apakah salah? Kalau orang belum menikah sampai meninggal itu berarti apakah nggak ada jodohnya? Lalu kalo dia nggak menikah maka hidupnya nggak sempurna?
Image result for marriage ring

Saya sih meyakini bahwa setiap orang punya jalan cerita masing-masing. Baik Buruk kurang lebih hidup manusia sudah tergambar dalam buku Sang Pencipta. Kita kan hanya perlu menjalani saja sesuai dengan tulisannya.tentu saja ikhtiar itu perlu.

Anyway saya menulis ini bukan berarti saya tidak mau menikah lho ya. Saya ya manusia biasa saja yang juga pengen punya keturunan, pengen punya keluarga, lalu hidup-mati bersama dengan partner hidup saya kelak. Mungkin saat ini saya belum diberi hidayah dan inayah kali ya dari Yang Di Atas untuk segera mencari tulang rusuk saya yang hilang hehehe....

Jujur se jujur jujur nya, meski banyak teman seusia saya yang sudah menikah bahkan sudah punya 3 anak, saya masih belum pengen tuh punya calon istri. Saya nya nyantai, tapi kok rasa-rasanya orang sekitar saya pada heboh maksimal untuk mencomblangkan saya bahkan menjodohkan saya langsung.

Setiap ada acara perhelatan, pernikahan, kumpul keluarga, arisan, atau apapun selalu ditanya, “kapan nyusul?” “habis ini giliranmu lho” “siapa sih gandengannya?” “udah punya rumah, mobil, kurang apa lagi? Segera cari istri” “si anu sudah menikah, si itu sudah, kamu kapan?””pacarmu yang mana sih?” and soooooo many questions about that. Makanya saya malah kadang berpikir menikah (atau punya pacar) adalah lomba balap karung atau lomba lompat kodok. Siapa cepat dia hebat, dia yang menang. Jadi kalau belum menikah, dipanas-panasin akan semakin semangat buat cari pasangan. Ya kalo orangnya achievment nya tinggi. Kalo dianya jadi minder kan malah berabe nyong!

Kadang saya berpikir kenapa sih menikah diasosiasikan dengan simbol kemapanan? Sudah punya rumah, mobil, apa lantas harus langsung menikah? Yakali kalo idup sang istri cuma nafkah lahir doank buat belanja-belanji. Kalo pake nafkah batin? Belum siap, dipaksa nikah dengan alasan sudah mapan. Udah deh, dijamin bubar. Satu lagi, menurut saya menikah itu bukan metode urut kacang. Yang lebih tua, pasti menikah duluan. Kalau kakanya sudah menikah, habis itu giliran adiknya. Itu nikah, apa kewajiban layaknya negara menjamin anak terlantar sesuai pasal 34, apa piala bergilir? Kok harus pake banget gitu?

Sekali lagi saya tidak skeptis ketika orang lain menanyakan hal semacam itu kepada saya. Saya nggak panas kok kalo dikomporin segera disuruh nikah, atau saya juga nggak down kalo si anu atau ini atau itu sudah kawin cerai sementara saya sendiri acar aja belom punya. Saya pasti akan jujur menjawab “belum ada niatan ke untuk menikah”. Dan selalu akan mendapat wejangan, ceramah, ucapan simpati yang entah dari dasar hati atau bahkan mendapat pandangan kasihan-banget-deh-loe-kok-belum-laku. La memang kenyataannya seperti itu. Buat saya niat itu penting dan utama.

Sebenarnya ini analogi bodoh saya, saya mau beli rumah, saya nabung, saya puasa, saya belain minjem, sampe ngutang, akhirnya punya rumah. Saya niat beli mobil maka saya nabung, nyari mobil, ngutang lagi, dan akhirnya perjuangan saya berujung pada punya mobil. Nah, sekarang, kalo saya belum niat menikah, mau sampe berbusa dan berbuih saya diminta kawin, ya saya belom siap dan belom mau. Wong niatannya aja belum  ada. Saya sih masih pengen traveling dan menjelajah dunia hehehe...

Terus apa hubungannya traveling sama jomblo? Sebenernya ini nggak ada korelasinya sih. Biar heboh aja hahahhaa... Tapi enggak juga sih, bisa jadi ini berawal dari omongan orang-orang sekitar yang mungkin sedikit khawatir melihat hobi saya jalan-jalan mulu tapi belum mikirin buat kawin. Dari situ saya iseng sih melihat temen-temen traveling saya. Memang sih kebanyakan masih jomblo. Yaiyalah secara mereka rata-rata masih usia anak sekolahan. Emang udah mikirin kawin? yang udah seusia saya ya mikirinnya nikah sama gimana beli susu buat anaknya lah Hehehe... Tapi jangan salah ada juga kok dari traveling dapet jodoh. Banyak malah :D

Image result for traveler couple
So, soal nikah belum menikah itu menurut saya itu kembali pada garis hidup manusia itu sendiri. Tapi semua tentu saja tergantung dari niatan dan ikhtiar manusia itu sendiri. Selama belum dapat pencerahan, mau doyan traveling, mau dijodhin sampe butek, tapi kalau bukan dan belum jodohnya, ya mau apa lagi. Sekali lagi tugas manusia yang hanya berdoa, pasrah dan terus berusaha. Dan saya tidak menolak kalau dibantuin doa lho, instead of asking “kapan kawin?”:D. Ingat, bantuinnya doa biar niatannya muncul ya, bukan bantuin mencomblangkan atau menjodohkan, atau bahkan memaksa saya dengan seseorang *dih,sok jual mahal* hahahhahahaa.....








Sunday 21 September 2014

Hmmm... Manuk Londo Lebih Besar dan Tahan Lama... Lezatnya!


Jogja terkenal sekali dengan banyaknya tempat wisata baik tempat wisata sejarah, budaya, dan wisata kuliner. Banyak sekali makanan khas dan unik yang hanya dijumpai di Jogja dan tidak dapat dijumpai di tempat lain. Salah satu jenis makanan yang cukup unik adalah Malon alias Manuk Londo yang bisa anda jumpai di Cupuwatu Resto yang belokasi di tepi Jalan Raya Jogja solo tepatnya di Komplek Grand Cupuwatu, Jl. Solo KM. 11,8 Kalasan, Yogyakarta. 

Hah!? Manuk Londo? Buset, jenis makanan apa lagi ini? Apa lagi dengan tag line iklannya, “Mmmm…hh Manuk Londo memang Besar dan Tahan Lama Lezatnya!!!” membuat siapapun yang melihatnya penasaran dan bertanya-tanya apa itu Manuk Londo. Manuk kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti Burung. Londo artinya di sini adalah bule. Jadi Manuk Londo itu artinya burung bule? Ternyata, Malon itu berarti sejenis unggas dari Prancis yang memiliki nama asli Franch Quail. Unggas ini menjadi salah satu menu andalan rumah makan ini. Pengembangbiakkan malon kemudian dilakukan di Yogyakarta oleh PT Peksi Gunaraharja yang merupakan Group Perusahaan dari PT Cupuwatu Kaya Rasa atau Cupuwatu Resto. Pengolahan dari pengembangbiakan hingga pengolahan menu dilakukan secara professional sehingga konsumen tidak perlu khawatir akan kualitas malon yang disajikan di Cupuwatu Resto. Dan tentu saja, Malon sendiri telah terseretifikasi Halal.

Menariknya lagi, beradsarkan hasil penelitian Laboratorium Pangan Hasil Ternak, Fakultas Peternakan UGM menunjukkan kandungan protein pada Malon lebih tinggi dari bebek dan kandungan kolesterol Malon lebih rendah dari bebek. Sehingga mengurangi risiko terkena penyakit kolesterol.

Ada delapan jenis masakan Malon di Cupuwatu Resto antara lain yang menjadi favorit pelanggan adalah Malon BBQ (olahan malon dengan aroma rempah Eropa dan bercitarasa manis), Malon Bumbu Kuning (olahan malon yang gurih dan meresap hingga ke tulang) serta Malon Peking (olahan malon dengan bumbu peking dengan daging yang wangi dan lembut). Selain itu ada beberapa olahan Malon yang lain antara lain Malon Bakar Klaten (olahan malon yang bercitarasa gurih dengan santan kental), Mie Malon (olahan Mie dengan malon), Gudeg Malon (Citarasa Gudeg yang manis gurih), Nasi Kebuli Malon (olahan dengan bumbu rempah khas timur tengah), dan Sego wiwit (nasi gurih).

Pilihan saya pun jatuh pada Malon Peking, yang menjadi salah satu favorit pengunjung. Tak berapa lama pesanan saya datang. It's quite huge dude! Sajiannya pun menggoda selera. Dengan dua pilihan saus manis dan pedas, akhirnya saya mulai mengekskusi Malon Peking di depan saya. Kulitnya benar-benar garing dan gurih. Rasanya nikmat sekali dicocol dengan sausnya. Begitu saya menggigit dagingnya, lenbut! Teksturnya sedikit mirip dengan daging bebek namun dengan tekstur yang lebih lembut. soooo yummy . Kalau pinjam istilahnya Pak Bondan, Maknyuuusssss....

Kenyang dengan Malon saya minum Lychee dengan sirup, agar-agar dan nata de coco. Komposisi rasanya menyegarkan. Antara sirup dan longan yang segar menimbulkan sensasi asam manis yang menyegarkan. Tentu saja tidak hanya itu, berbagai pilihan makanan dan minuman juga dapat menjadi alternative pilihan anda. Jangan khawatir masalah harga, untuk satu porsi Malon, Pengunjung cukup merogoh kocek sekitar 20-30 ribu rupiah. Cukup terjangkau untuk kenikmatan yang sepadan. Didukung suasana jawa yang kental baik eksterior, interior, dan ambience nya membuat Cupuwatu Resto cocok dijadikan tempat bersantai untuk keluarga maupun bersama rekan dan kolega.

Untuk pemesanan dan informasi lebih lanjut anda bisa menghubungi no telp (0274) 4469261, 4469262 atau langsung datang ke Cupuwatu Resto. Selain itu juga bisa mengunjungi www.cupuwatureso.com untuk melihat pilihan-pilihan menu yang ada di Cupuwatu Resto. Bersiaplah menikmati Manuk Londo, Dude

Jogja, 21 September 2014

*Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti Blog Writing Competition Cupuwatu Resto*

Thursday 28 August 2014

Air Asia : Jawaban dari Mimpi

Saya masih bisa mengingat satu frame ketika mengantarkan saudara saya kembali dari Yogyakarta pada dekade 90an. Sebuah gambar mengenai mahal dan mewahnya naik pesawat. Hanya orang yang berkocek tebal yang mampu terbang, pikir saya waktu itu. Jangankan untuk mencicipi naik pesawat, boro-boro mendekat, keluarga saya mana ada yang mampu untuk membeli tiket pesawat kala itu.

Bangkok, 1st Time with Air Asia
Pemikiran itu saya bawa seiring dewasa. Kalau ingin bepergian, ya jangan menggunakan pesawat. Pakai kendaraan sendiri saja. Biar irit, bisa banyak pula isinya. Jangankan kepikiran ke luar negeri naik pesawat, pemahaman saya waktu itu adalah ke Jakarta naik bus saja sudah luar biasa mahalnya. Hal inilah yang membuat saya selalu punya pilihan destinasi kalau tidak ke Jakarta, ya ke Bali. Pokoknya bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi.

Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan arus globalisasi, perubahan kebijakan dan strategi perang transportasi udara membawa angin segar bagi para rakyat biasa seperti saya. perang tarif antar maskapai pun semakin gencar, dan akhirnya mulai datang kesempatan saya untuk menaiki burung besi ini. Impian yang tadinya terlihat tidak mungkin, kini menjadi sesuatu yang nyata. Namun pada tahun itupun, image saya mengenai dunia penerbangan masih sama seperti dulu. Masih penuh dengan kemewahan dan kesan terlalu mahal masih melekat dalam benak saya. Beberapa kali terbang pun pandangan saya naik pesawat tetap sama, mahal! Apalagi ketika saya mendapatkan hibah tiket untuk bepergian ke Singapura, kesannya saya tidak akan bakalan mampu untuk membeli tiket pesawat.

Sebuah image yang melekat mengenai orang kaya saja yang bisa terbang kemudian sedikit terkikis setelah saya bepergian ke Bangkok bersama dengan keluarga besar saya pada Akhir Desember 2007. Air Asia? Pesawat dari mana itu? Sampai Bangkok nggak itu? Keraguan menggunakan maskapai murah justru hinggap di saat sebelum berangkat. Apalagi waktu itu boradingpass air asia hanyalah secarik sobekan kertas tanpa nomor tempat duduk yang membuat saya dan sepupu saya untuk berlari menuju pesawat untuk mendapatkan tempat duduk dalam 1 deret. Bukannya kapok, namun justru itu menjadi sebuah keasyikan tersendiri dan kenangan yang lucu untuk kami.

Mengenal Banyak Orang dan Kultur
Tujuh tahun berlalu dari kejadian itu, siapa sangka, penerbangan “murah” itu justru menjadi sahabat terbang saya sampai saat ini. Tidak hanya saya, mungkin dunia pun mengakui bahwa Air Asia menjadi leader di kelasnya. Menyabet gelar sebagai Maskapai Budget Rendah selama bertahun-tahun tentu saja tidak lepas dari kerja keras dan dedikasi Air Asia untuk mewujudkan impian banyak orang untuk bisa terbang. Tag “Now Everyone Can Fly” tampaknya bukan hanya isapan jempol belaka. Banyak cerita inspiratif dari banyak orang yang berhasil mewujudkan mimpinya untuk terbang bersama Air Asia. Dari yang akhirnya disiplin menabung untuk mewujudkan mimpinya, memberi hadiah untuk keluarganya naik pesawat, hingga orang-orang yang berhasil terbang menjejakkan kaki di seluruh dunia dengan Air Asia, dari yang tidak mungkin, kini bisa menjadi kenyataan.

Tidak hanya kisah dari orang lain, Air Asia kini secara tidak langsung mengubah banyak pemikiran dalam diri saya. Saya selalu membayangkan terbang itu mahal, kalau murah itu nggak aman. Namun Air Asia mampu menepis pemikiran itu. Saya akhrinya mempunyai perubahan mindset bahwa suatu perjalanan itu tidaklah ribet dan juga tidak mahal. Bawa apa yang kamu perlukan, bayar sesuai yang kamu butuhkan. Salah satu konsep berpikir ini saya dapatkan setelah beberapa kali naik pesawat terbang. Saya mulai menyadari memang ada kemewahan yang didapatkan ketika naik Full Board Airlines,tapi saya selalu menentang, wong saya hanya ingin pergi dari sini ke sana kok,untuk apa saya bayar lebih mahal untuk fasilitas yang sebenarnya tidak terlalu saya butuhkan?

Perubahan itu tidak hanya dalam aspek”membayar apa yang dibutuhkan” tetapi saya kini berubah dari sosok yang selalu ribet dalam bepergian, menjadi sosok yang sangat ringkas dalam bepergian. Istilah kerennya sih light traveller :D terinspirasi dari penambahan biaya-biaya bagasi saya justru berpikir bagaimana saya tida perlu membayar penambahan biaya, namun cukup membawa barang yang saya butuhkan dalam satu ransel. Selain ringkas, juga barang yang saya bawa sesuai dengan kebutuhan.

Terbiasa Menjadi Solo Traveler
Hal yang saya dapatkan dari memburu mimpi saya dengan begadang demi mendapatkan tiket murah adalah keberanian mengambil keputusan. Tak jarang tiket yang saya beli adalah untuk periode penerbangan tahun depan, atau bahkan belum pasti bisa berangkat atau tidak. Saya juga belajar untuk siap dengan segala kemungkinan terburuk sebagai konsekuensi dari pembelian tiket saya yang terlalu jauh termasuk hangusnya tiket saya akibat Visa Australia yang ditolak. Tapi itu harga yang pantas untuk membeli mimpi saya menjelajah dunia. Saya tidak kapok, justru saya semakin bersemangat dan tertantang untuk menjelajah dunia.

Tiket PromoKE Penang Bersama Sahabat
Kini, saya ditempeli predikat AGI alias Anak Gaul Internasional oleh rekan kerja saya di kantor karena banyaknya penerbangan saya ke luar negeri. Bahkan beberapa menilai saya boros dan menghamburkan uang banyak untuk bepergian. Namun saya tekankan kepada mereka satu hal,terbang ke luar negeri itu bukan sesuatu yang mahal. Yang perlu diperhitungkan adalah perencanaan yang matang untuk bepergian, jadi apa yang dikeluarkan akan sesuai dengan yang dibutuhkan. Hal ini juga yang membuat beberapa rekan saya seringkali berkonsultasi dengan saya karena seringnya saya (yang bahkan mereka sulit percaya) mendapat tiket murah, bahkan gratis.  Salah satu cara yang selalu saya rekomendasikan pada rekan kerja saya dan keluarga tentu saja, pilihlah Air Asia untuk mewujudkan itu semua!

Air Asia Membawa Orang Tua Saya Terbang ke Hongkong
Untuk saya,terbang saat ini adalah suatu kebutuhan, bukan lagi kemewahan. Terbang menjadi kultur pada diri saya dan kini menular pada keluarga saya. Perjalanan itu bukan tentang tujuannya tetapi perjalanan itu sendiri kalau menurut kata bijak. Air Asia menggerakkan kami untuk terus bepergian dan mengenal banyak orang dan budaya yang akhirnya membawa kami untuk senantias berkaca pada diri dan mensyukuri semua yang diberikan olehNya pada kami. Ya, Air Asia kini telah mengubah pemikiran saya, menginspirasi, mewujudkan mimpi saya, dan bisa menerbangkan keluarga saya yang sejak dulu hanya bisa bermimpi untuk terbang.

Bravo Air Asia, Selamat Ulang Tahun yang ke-10! Terima kasih atas kesempatan menjelajah dunia dengan Air Asia. Semoga semakin banyak kisah-kisah inspiratif dan  mimpi yang bisa diwujudkan bersama Air Asia.

#Tulisan ini dibuat untuk diikutsertakan dalam Kompetisi Blog 10 Tahun Air Asia Indonesia

Gresik, 28 Agustus 2014
00.15 WIB