Monday 16 September 2013

Weekend Escape : Menjangan Island

Sejak dari kecil, kayaknya yang namanya "tidak betah di rumah kalau sedang liburan" sudah benar-benar melekat. rasanya kalau pas liburan diem aja di rumah rasanya hidup jadi kurang afdol. entah keluar sebentar atau cuma beli detergen di warung sepan rumah, pokoknya kalau liburan itu nggak lengkap tanpa keluar rumah.

Kebiasaan itu terbawa deh sampe udah mulai tua. rasanya kalau wiken hanya ngendon di kamar, curiga tau-tahu hari senen ada telor ayam yang netes jadi ayam. Makanya saya terkadang ngabur tanpa perencanaan yang jelas pada waktu wiken.

Saya beberapa kali bepergian hampir selalu melakukan perencanaan yang matang. dari sini ke sini naik ini, dari sana ke sana pake itu. habis gini, terus gitu, mau gini kudu lewat sini biar ngirit dan hal-hal yang seperti itu. Nah, saya mendadak kepengen berlibur, sendiri, nggak kenal siapa-siapa dan nggak berencana mau ke mana. ternyata spontanitas itu terkadang lebih seru.

Berbekal browsing-browsing singkat mengenai liburan di jawa timur, akhirnya saya terpikat dengan Pulau Menjangan, mengingat aksesnya sulit-sulit gampang, dan yang jelas dari gambaran si google, kayaknya sih bagus.

Browsing rabu malam, akhirnya keesokan sorenya saya sudah mengantongi tiket kereta api menuju Banyuwangi untuk hari Jumat malam. saya merasa semangat mengingat ini perjalanan saya yang benar-benar tanpa rencana. tidak tahu mau ngapain, naik apa, ketemu siapa, ke mana, dan sebagainya.

Matahari Terbit di Selat Bali
Hari jumat malam, Kereta Mutiara Timur yang membawa saya datang. saya duduk di kursi saya, dan tahu-tahu datanglah seorang bapak,membawa 2 ekor ayam di dalam keranjang! ealah... untung si mbak dan mas poluska tampaknya cukup sigap untuk menyuruh si ayam naik di kereta makan saja. mana si bapak ngotot pula.... untunglah, dengan sedkit paksaan, akhirnya tu bapak rela melepaskan ayamnya ditaruh di kereta makan.

saya pikir bakalan tidur nyenyak di kereta yang adem itu. ternyata, boro-boro tidur nyenyak, di setiap stasiun  dimana kereta berhenti, terdengar suara bel seperti isyarat kereta mau brangkat di dalam gerbong. suara kencangnya bel itu ditambah dengan pemberitahuan yang gak kalah kencengnya dari si kondektur, membuyarkan angan saya untuk tidur nyenyak di dalam kereta.

Matahari belum muncul ketika saya menjejak Banyuwangi. berjalan kakilah saya di tengah pagi buta utuk naik kapal feri yang akan membawa saya menuju pelabuhan gilimanuk. Sesampainya di Gilimanuk, saya menuju ke terminal gilimanuk, dimana terdapat angkutan umum Gilimanuk-Singaraja berwarna merah yang akan membawa saya menuju Labuan Lalang, titik penyebrangan menuju Pulau Menjangan. ongkosnya tidak mahal, hanya 10 ribu saja.
Jalan Menuju Labuhan Lalang dari Gilimanuk


Starting Point
Sampai di Labuan Lalang, ternyata hanya setengah jam dari pelabuhan dan masih sangat sepi. Ketika saya mengutarakan sama Bli Komang (salah satu guide di sana) ternyata untuk solo traveler seperti saya lebih baik menunggu rombongan para bule yang mau snorkling. kalau saya mau sewa kapal, peralatan snorkling, dan guide, saya dikenai 350 ribu. buset dah, mendingan nungguin share. lagian kalo saya pergi ke sana sendirian kan aneh. Akhirnya setelah 2 jam menunggu, datanglah rombongan bule yang mau snorkling dan diving. saya dikenai 200 ribu untuk menyebrang dan menyewa peralatan snorkling. okelah, saya rasa itu harga yang pantas daripada saya jauh-jauh ke Labuan Lalang cuma buat nonton mereka jalan ke pulau menjangan. lagipula harga itu sudah mencakup guide, kapal, dan peralatan snorkling. tapi belum makan siang. untungnya saya bawa roti sama air mineral gede. lumayan lah, buat mengganjal ntar.

Labuan Lalang
Berangkatlah saya bersama 10 bule. catatan yah, dari sebanyak itu pengunjung pulau menjangan yang mau snorkling, hanya saya orang lokalnya selain dari pemandunya sendiri. saya bahkan dikira bukan orang Indonesia. pikir mereka orang Kenya kali ya. akhirnya saya berkenalan dengan salah seorang mbak-mbak di depan saya. Meirine (itu sih yang saya denger) asalnya dari jerman, dan juga Alex dan Pitier, 2 orang pria asal Belanda  (yang pada akhirnya saya tahu bahwa mereka adalah pasangan gay yang habis menikah di Belanda dan berbulan madu di Bali).

Untungnya Meirine itu sendirian juga karena suaminya ikut diving dan dia memilih snorkling. jadinya sih saya sama tu dua orang Belanda renangnya deket-deketan. dan wow bener deh namanya snorkling di pulau menjangan itu bener-bener luar biasa. pertama kali nyemplung dari kapal, saya bingung, ini mata saya yang rabun (sebenernya memang rabun) atau dasar lautnya nggak keliatan.ternyata di bawah saya adalah palung yangbener-bener dalem sampe matahari aja nggak nembus ke dasarnya. wooooww.. sampe deg-degan berenang di situ. bayangin aja, landscape pantai-karang landai-dan akhirnya langsung palung itu bikin yang nggak biasa snorkling atau berenang pasti akan kaget.

Tapi pengalaman snorkling di sini benar-benar luar biasa. karang dan tanaman lautnya masih subur, ikan warna-warni, geromlolan ikan yang lewat di bawah kita dengan santainya, bintang laut biru yang bertebaran di mana-mana... bener-bener suatu pemandangan yang luar biasa!

Setelah kurang lebih satu jam, kapal menjemput kami dan saatnya makan siang. saa makan roti, sementara itu bule-bule disediain minuman dingin sama makanan dalam box *kriuuuk*.. ada sesi istirahat selama 1 jam. bagi yang ingin makan di pulau dipersilahkan. tapi karena saya terkapar gara-gara gerbong kereta yang berisik itu, akhirnya saya memilih utuk beristirahat di kapal.

Setelah sesi istirahat, kami meneruskan snorkling di spot yang kedua. letaknya di depan pura yang ada patung ganesha raksasa. rasanya eksotik banget dan wah banget. ada pura di pinggir pantai, sementara kita snorkling di bawahnya sambil menikmati alam bawah laut. Si turis Prancis yang satu kapal sama saya sempet menangkap ikan gendut jinak warna ungu dan kita sempet foto-fot pake kamera bawah air sama tu ikan.

Akhirnya batas untuk mengunjungi Taman Nasional Bali Barat selama 4 jam sudah habis. Kami harus kembali merapat ke Labuan Lalang diiringi dengan ombak yang mulai meninggi. Dijamin deh bagi yang mabuk laut, bisa pingsan saking stressnya karena ombaknya gedhe banget. Merapat di pulau bali, para bule kembali ke habitat masing-masing atau menuju detinasi selanjutnya. lah, saya? saya yang masih bingung, akhirnya memutskan untuk menuju Papuma, Jember (yang akhirnya hanya rencana karena kecapekan).

Pulau Menjangan adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi bagi penggemar wisata laut dan bawah laut. Apalagi, karena masih sulit dijangkau, dan banyaknya orang yang belum ke sana membuat Pulau Menjangan masih sangat terjaga dan masih sangat cantik. Lumayanlah buat destinasi ngabur wiken atau destinasi kalau sedang galau....

Yang jelas, makin cinta sama alam Indonesia deh, setelah mengunjungi Pulau Menjangan. Bule-bule yang dari jauh aja pada dateng, masa yang orang Indonesia sendiri malah belum ke sana? :D