Kebiasaan itu terbawa deh sampe udah mulai tua. rasanya kalau wiken hanya ngendon di kamar, curiga tau-tahu hari senen ada telor ayam yang netes jadi ayam. Makanya saya terkadang ngabur tanpa perencanaan yang jelas pada waktu wiken.
Saya beberapa kali bepergian hampir selalu melakukan perencanaan yang matang. dari sini ke sini naik ini, dari sana ke sana pake itu. habis gini, terus gitu, mau gini kudu lewat sini biar ngirit dan hal-hal yang seperti itu. Nah, saya mendadak kepengen berlibur, sendiri, nggak kenal siapa-siapa dan nggak berencana mau ke mana. ternyata spontanitas itu terkadang lebih seru.
Berbekal browsing-browsing singkat mengenai liburan di jawa timur, akhirnya saya terpikat dengan Pulau Menjangan, mengingat aksesnya sulit-sulit gampang, dan yang jelas dari gambaran si google, kayaknya sih bagus.
Browsing rabu malam, akhirnya keesokan sorenya saya sudah mengantongi tiket kereta api menuju Banyuwangi untuk hari Jumat malam. saya merasa semangat mengingat ini perjalanan saya yang benar-benar tanpa rencana. tidak tahu mau ngapain, naik apa, ketemu siapa, ke mana, dan sebagainya.
Matahari Terbit di Selat Bali |
saya pikir bakalan tidur nyenyak di kereta yang adem itu. ternyata, boro-boro tidur nyenyak, di setiap stasiun dimana kereta berhenti, terdengar suara bel seperti isyarat kereta mau brangkat di dalam gerbong. suara kencangnya bel itu ditambah dengan pemberitahuan yang gak kalah kencengnya dari si kondektur, membuyarkan angan saya untuk tidur nyenyak di dalam kereta.
Matahari belum muncul ketika saya menjejak Banyuwangi. berjalan kakilah saya di tengah pagi buta utuk naik kapal feri yang akan membawa saya menuju pelabuhan gilimanuk. Sesampainya di Gilimanuk, saya menuju ke terminal gilimanuk, dimana terdapat angkutan umum Gilimanuk-Singaraja berwarna merah yang akan membawa saya menuju Labuan Lalang, titik penyebrangan menuju Pulau Menjangan. ongkosnya tidak mahal, hanya 10 ribu saja.
Jalan Menuju Labuhan Lalang dari Gilimanuk |
Starting Point |
Labuan Lalang |
Tapi pengalaman snorkling di sini benar-benar luar biasa. karang dan tanaman lautnya masih subur, ikan warna-warni, geromlolan ikan yang lewat di bawah kita dengan santainya, bintang laut biru yang bertebaran di mana-mana... bener-bener suatu pemandangan yang luar biasa!
Setelah kurang lebih satu jam, kapal menjemput kami dan saatnya makan siang. saa makan roti, sementara itu bule-bule disediain minuman dingin sama makanan dalam box *kriuuuk*.. ada sesi istirahat selama 1 jam. bagi yang ingin makan di pulau dipersilahkan. tapi karena saya terkapar gara-gara gerbong kereta yang berisik itu, akhirnya saya memilih utuk beristirahat di kapal.
Setelah sesi istirahat, kami meneruskan snorkling di spot yang kedua. letaknya di depan pura yang ada patung ganesha raksasa. rasanya eksotik banget dan wah banget. ada pura di pinggir pantai, sementara kita snorkling di bawahnya sambil menikmati alam bawah laut. Si turis Prancis yang satu kapal sama saya sempet menangkap ikan gendut jinak warna ungu dan kita sempet foto-fot pake kamera bawah air sama tu ikan.
Akhirnya batas untuk mengunjungi Taman Nasional Bali Barat selama 4 jam sudah habis. Kami harus kembali merapat ke Labuan Lalang diiringi dengan ombak yang mulai meninggi. Dijamin deh bagi yang mabuk laut, bisa pingsan saking stressnya karena ombaknya gedhe banget. Merapat di pulau bali, para bule kembali ke habitat masing-masing atau menuju detinasi selanjutnya. lah, saya? saya yang masih bingung, akhirnya memutskan untuk menuju Papuma, Jember (yang akhirnya hanya rencana karena kecapekan).
Pulau Menjangan adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi bagi penggemar wisata laut dan bawah laut. Apalagi, karena masih sulit dijangkau, dan banyaknya orang yang belum ke sana membuat Pulau Menjangan masih sangat terjaga dan masih sangat cantik. Lumayanlah buat destinasi ngabur wiken atau destinasi kalau sedang galau....
Yang jelas, makin cinta sama alam Indonesia deh, setelah mengunjungi Pulau Menjangan. Bule-bule yang dari jauh aja pada dateng, masa yang orang Indonesia sendiri malah belum ke sana? :D