Saturday 22 February 2014

Jalan-Jalan Ke Bawean. Pengalaman Baru, Teman Baru, Inpirasi Baru



Pertama kali menginjakkan kaki di Gresik pada pertengahan 2011, yang terbayang hanya pabrik, pabrik, dan pabrik. Bayangan saya kala itu sebagai pendatang, Gresik adalah salah satu kabupaten di Pulau Jawa yang berbatasan langsung dengan Surabaya. Paling juga kalau mau liburan ala-ala piknik di alam ya ke Malang yang sudah terkenal dengan hawanya yang sejuk.

Namun tak dikira tak disangka, Teman ngebolang saya yang selalu punya ide untuk jalan, Theda, bercerita bahwa salah satu sahabatnya sejak SD, Hety, menjadi Pengajar Muda (PM) di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. Bawean? Gresik? Saya yang hampir satu tahun mendengar Pulau Bawean saja belum pernah. Ada gitu Gresik punya Pulau?

Saya mencoba googling sana-sini mengenai pulau Bawean. Tidak terlalu banyak situs atau berita yang berisikan tentang informasi wisata bawean. Secara umum, berita-beritanya cenderung berkisar urusan pemerintahan, transportasi, dan informasi umum tentang Pulau Bawean. Untungnya, saya punya teman juga yang paham sekali soal Gresik, Irwan. Dari Irwan juga saya tahu banyak mengenai tips dan trik menuju ke Pulau Bawean. Termasuk dimana loketnya, jadwal kapalnya, dan sebagainya.

Setalah Theda berhasil menghubungi Hety, dan dirapatkan sana-sini soal kapan berangkatnya, disepakati tanggal rencana keberangkatan pada 12 Mei 2012. beberapa hari sebelum hari rencana keberangkatan, dengan PD nya Saya menuju ke tempat pembelian tiket kapal cepat Express Bahari (EB) di Gresik, dan ternyata, semuanya sudah SOLD OUT alias habis karena kebetulan pada tanggal itu ada haul akbar di Bawean. Wah, dari semangat 45 langsung berasa lemes banget karena tidak mudah menentukan waktu kami untuk pergi ke sana mengingat kami hanya bsa pada week end.

Saya mencoba menghubungi Irwan kembali, dan memang Tuhan itu selalu menurunkan orang baik di saat yang tepat. Dengan keajiban dari teman Irwan, Mas Raffa, akhirnya kami berhasil mendapatkan tiket tentu saja setelah mengkonfirmasi kantor kapal Express Bahari di Bawean bahwa pada tanggal 13 Mei 2012 kami sudah pasti mendapatkan tiket untuk pulang ke Gresik. Akhirnya, Bawean, Here We Come! 

Kapal berangkat pada tanggal 12 pukul 09.00 dari dermaga pelabuhan Gresik. Ketika subuh datang, saya menjemput Theda di Terminal Bunder Gresik dahulu. Theda sendiri baru berangkat dari Jogja malam harinya. Jam 8 pagi, taksi biru membawa kami ke Pelabuhan Gresik. Sehari sebelumnya saya sendiri sudah ke Pelabuhan Gresik untuk melihat jenis kapal apa yang akan membawa saya ke Bawean. Rasanya sudah tak sabar hari itu untuk segera berlayar ke Bawean dengan kapalputh-orange bernama Express Bahari 1C itu.

Pelabuhan sudah ramai sekali. Sudah berbagai macam orang dan bawaan untuk sanak keluarga di Bawean bertumpuk-tumpuk di pelabuhan, dari kardus, makanan, pakaian, sampai mebel semuanya ada. Suasananya pun mirip sekali dengan pasar karena ketika ada kapal berlayar, sudah banyak orang yang berjualan di sekitar Pelabuhan. Akhirnya setelah menunggu, kami boarding masuk ke kapal. Saya amati banyak juga yang menggunakan identitas paspor. Baik paspor hijau, maupun paspor tetangga.

Perjalanan ini termasuk cukup panjang untuk perjalanan di laut. Bawean berjarak 80 mil laut di utara pulau jawa. Perlu waktu 3,5 jam untuk sampai ke sana menggunakan kapal cepat. Setelah terguncang-guncang di perut kapal (untunglah kala itu cuaca bersahabat) sampailah kami di Pelabuhan Sangkapura,Pulau Bawean.  Dan entah hari itu benar-benar cerah, dan menurut saya adalah langit paling bersih dan paling bagus yang pernah saya lihat. Benar-benar biru dan semburat putihnya membuatnya jadi makin indah. Cukup lama saya dan Theda berfoto-foto di pelabuhan. Kalau tidak ingat kami dijemput Hety,mungkin bisa lama kami ngendon di Pelabuhan.

Keluar dari pelabuhan, Hety sudah menjemput kami bersama dengan teman PM yang lain bernama Wintang. Baru pertama saya ketemu, rasanya sudah langsung cair.dan untungnya lagi, Hety paham betul kalau kami yang habis bergejolak dalam bahtera EB (halah) sudah kelihatan lapar. Kami pun dibawa ke McD. Wah, ada lagi nih, pulau Bawean ada McD? Ternyata maksud merekaberdua adalah Mak Dije. Sebuah warung makan sederhana yang ada di Bawean. Oalahm saya pikir Mas Ronald rambut merah sudah ekspansi sampai ke situ.

Di Warung ini, saya menemukan masakan yang enak banget. Bukan saya lapar, tapi saya gini-gini juga tahu kok mana masakan yang enak sama enak banget. Cumi hitam yang dimasak Mak Dije rasanay top banget. Pak Bondan kalau ke Bawean mungkin harus mampir ke sini nih. Tdak Cuma saya yang bilang enak banget. Theda saja sampe nyeletuk “Duh, kalau ngidam cumi hitam Mak Dije repot nih. Jauh dari Jogja”

Hari itu acara kami adalah keliling Bawean. Saya dan Theda dikenalkan dengan beberapa orang yang PM yang lain. Selain Hety dan Wintang, ada Lasti Putri, Icha, dan Tidar. Kami juga sempat merasakan keramahan yang luar biasa dari warga Bawean. Saya sebagai orang baru, orang luar, tapi diperlakukan dengan sangat ramah dan akrab. Seolah mereka sudah mengenal saya lama. Salah satunya adalah Mbak Amy. Karyawati Bank yang ada di Bawean. Meski bar kenal, beliau sangat ramah. Bahkan terasa sangat akrab.

Setelah mengobrol sebentar dengan mbak Amy, Kami mencari penginapan di Bawean, dan kami memilih hotel Pusaka Bawean. Kebetulan hari itu mama Putri sedang di Bawean, akhirnya kami semua termasuk semua PM diboyong untuk menginap di Hotel Pusaka Bawean itu. Hotelnya ada wi fi nya loh. Dan itu salah satu wi fi paling cepat yang pernah saya pakai. Kamar saya kebetulan berada di lantai 2 dan menghadap ke Pelabuhan. Dari jauhsaya bisa melihat EB yang membawa kami bersandar di pelabuhan dan dilatarbelakangi dengan langit yang cantik.

Sore hari saya diajak untuk menuju Pantai Selayar. Kami berangkat berboncengan naik sepeda motor. Saya waktu itu dibonceng oleh Wintang. Asyik mengobrol saya baru tahu kalau Wintang masa kecilnya pernah di Jogja sebelum akhirnya pindah ke Jakarta. Dan yang paling mengejutkan adalah Wintang itu teman sekelas saya waktu TK! Tuhan itu memang luar biasa. Saya bisa bertemu teman TK saya dengan cara yang ajaib!

Menjelang sore kami sampai ke Pantai Selayar. Ini baru namanya pantai pribadi. Benar-benar tidak ada orang di sini selain kami. Saya menyaksikan Sunset yang indah di sini. Sebenarnya ada Gili di seberang yang bisa dicapai dengan jalan kaki bila air surut. Namun mengingat itu sudah sore,kami urungkan niat tersebut. Di Pulau Selayar kami asyik foto-foto dengan sunset yang cantik. Seketika itu ada usulan untuk pegi ke Pulau Gosong di Noko Barat. Apalagi ada informasi bahwa kapal EB 1C yang seharusnya bertolak dari bawean hari Minggu pukul 09.00 akan berangkat pukul 13.00! Waaah... ini namanya rejeki!

Setelah gelap datang, kami kembali ke Sangkapura. Jangan dikira jalannya enak. medannya sangat terjal,gelap, tanpa penerangan. Kami melewati hutan, jalanan sempit, dan tanpa petunjuk sama sekali. Namun tampaknya para PM sudah hafal betul rute dan medannya. Alih-alih merasa takut, kami merasa seru naik motor dengan modal lampu motor dan dengan bintang di atas kami. Kami sempat mampir ke seorang bapak yang kapalnya akan kami sewa ke pulau Gusung besok.Tampaknya teman-teman PM ini sudah jag sekali bahasa Bawean. Ngobrolnya berasa asyik banget sama bapak itu.

Sampai di Hotel, kami bersih-bersih diri. Dan karena capek akhirnya saya tertidur dengan niat mau bangun untuk melihat sunrise. Niat ya tinggal niat, ternyata saya bangunnya kesiangan karena capek hehehe... Akhirnya setelah bersiap-siap kami menuju ke rumah bapak yang menyewakan kapal dan berangkatlah kami ke Pulau Noko.

Pulau Noko adalah semacam Pulau Gosong karena hanya berupa hamparan pasir dengan vegetasi yang terbatas. Airnya jernih sekali, pulaunya bersih, pasirnya halus. Kami banyak mengambil foto-foto dengan berbagai pose di sana. Kami pun berman air mengingat airnya begitu menggoda saking jernihnya. Gradasinya pun indah. Dari biru muda hingga biru gelap. Ombaknya tenang atau bahkan hampir tidak ada ombaknya. Mengingat kapal akan bertolak pada pukul 1 siang, kami kembali dan merapat di Pulau Bawean sebelum pukul 11 siang. Kami sempat diantar untuk mencari oleh-oleh kaos khas Bawean di rumah Bapak Camat (CMIIW). Saya sih sempat was-was taut ketinggalan. Tapi untungnya istri beliau ikut layar juga ke Gresik. Aman deh, nggak mungkin kan istrinya pak Camat ditinggal hehehe...

Sebenarnya masih ingin sekali kami mengunjungi danau Kastoba dan penangkaran Rusa. Bawean kan terkenal dengan rusanya. Tapi mosok nggak liat rusanya? Daripada ketinggalan EB dan harus naik tongkang, kami terpaksa merelakan 2 tempat itu dan berharap suatu ketika bisa kembali ke sana lagi. Setengah 1 siang, kami diantar kembali ke Pelabuhan Sangkapura oleh Hety dan Wintang. Dan tepat pada pukul 1 siang, kapal bertolak menuju ke Pelabuhan Gresik bersama dengan cerita baru, teman baru, semangat baru, dan pastinya inspirasi baru. Au Revoir Bawean. See you J

*) Note: Saat ini saya masih kepengen bisa ke Bawean lagi untuk ke Kastoba dan penangkaran rusa. Selain namun tampaknya cuaca beberapa waktu ini agak kurang mendukung. Ditambah lagi beberapa waktu lalu, transportasi menuju ke Bawean sempat simpang siur kepastiannya. Jadi buat saya yang kuli dan hanya bisa kabur pas weekend, agak sulit menyesuaikan waktunya. Dan regulasi yang baru sekarang, tidak ada EB yang berangkat ke Bawean sabtu dan kembali ke Gresik Minggu.

Tapi saya setuju dengan postingan sebelumnya, Pulau Bawean adalah salah satu mutiara yang tersembunyi di utara Gresik. Alamnya luar biasa indah, tidak terjamah tangan jahil, orangnya pun ramah. Dan mungkin benar anggapan bahwa semakin sulit untuk mencapai suatu daerah, maka alamnya pun akan semakin alami. Dan itu pun terlihat di Bawean. Saya pribadi melihat Bawean seperti Karimunjawa ketika saya kesana padaakhir tahun 2009. Tidak terlalu ramai, alamnya asri, dan alami. Lihat sekarang di Karimunjawa, sudah penuh dengan orang-orang seiring dengan semakin terkenalnya Karimunjawa.

Satu lagi, mungkin pemanfaatan kekayaan alam di Bawean untuk pariwisata belum digarap secara maksimal baik akomodasi, transportasi, dan fasilitas. Kalau digarap dengan lebih serius, mungkin bisa menjadi daya tarik yang luar biasa.selain untuk wisata pantai, budaya, alam, atau bahkan snorkling. Tapi misal seuatu ketika Bawean terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan, semoga tetap alami, tetap humble, dan tetap luar biasa.

Yang jelas, terima kasih sekali untuk pengalaman yang luar biasa di Bawean. Terutama untuk Theda, Hety, Wintang, Tidar, Putri, Icha, Lasti, mama Lasti, Irwan, Mas Raffa, dan pastinya oom Rusa

Info Gak penting: saya bangga bisa menjadi orang pertama di departemen saya yang pernah ke Bawean. Bahkan yang asli Gresik pun belum pernah ke sana hehehehe

Oia, ini ada link tulisan saya di detik travel. Salah satu tulisan saya tentang bawean
http://travel.detik.com/read/2012/05/16/135000/1917992/1025/bawean-mutiara-yang-tersembunyi-di-laut-jawa

Selain itu, mungkin tulisan ini akan di publish di rusabawean.com sesuai dengan request dari oom rusa dan hety :)