Saya ingat sekali sejak kecil saya sudah senang sekali naik
kereta api. Sampai dengan SMA saya sering menggunakan kereta api selain jarak
pendek Jogja-Solo juga ke Bandung dan Jakarta karena sebagian besar keluarga
besar saya berada di kota itu.Saya pernah nyletuk
ke ibu saya waktu kecil, “Bu, Kapan ya kita naik kereta api ke Surabaya?
Apa karena nggak ada saudara kita di Surabaya, jadi kita nggak pernah naik
kereta api ke Surabaya?”
Namun siapa sangka, 10 tahun kemudian, Ucapan itu justru
kembali kepada saya yang sekarang menjadi pelanggan tetap kereta api Sancaka
Sore jurusan Yogyakarta-Surabaya hampir setiap minggu sejak pertengahan tahun
2011 sampai sekarang!
Tiga tahun duduk di dalam bangku kereta api setiap minggu
mebuat saya berkenalan dengan berbagai macam jenis dan ragam manusia. Meskipun
makin sering saya naik Sancaka, saya perhatikan orangnya ya hanya itu-itu saja
alias sama saja dengan saya yang selalu pulang pergi dengan Sancaka Sore setiap
minggu. Dari banyak orang itu, muncul juga kejutan-kejutan yang tidak terduga
dan cerita-cerita seru dari perjalanan bersama orang-orang tersebut :
- Seorang bapak yang rajin bolak-balik dari Solo-Surabaya. Bapak IS yang kini saya tahu beliau adalah salah satu petinggi perusahaan telekomunikasi Indonesia Regional Jawa Timur. Bapak ini juga yang mengajari untuk membeli pecel di Stasiun Madiun, bukan dari pedagang yang menjajakan di pintu kereta namun benar-benar turun ke Stasiunnya. Kami harus berpacu dengan waktu berhenti kereta yang singkat demi mendapatkan nasi pecel hangat. Sampai sekarang saya masih sering bertemu dengan beliau di Sancaka.
- Seorang BApak Hakim yang kini ditugaskan di Mojokerto. Bapak T ini banyak bercerita mengenai seluk beluk hukum di Indonesia. Dari beliaulah saya tahu mengenai wisata di Trowulan dan juga peraturan bahwa 20 tiket bisa ditukar dengan 1 tiket (sebelum ada pengumunan dari KAI seperti sekarang)
- Mas T, seorang Karyawan Perusahaan Pemerintah di Surabaya, yang ternyata setelah saya ngobrol, YBS adalah adik kelas kakak saya dan juga sekaligus teman kecil sepupu saya, dan tetangga dosen saya! dunia sempit ya :D
- Mas A dan Mbak I, Kedua orang ini adalah teman SMP dan SMA saya! selama ini saya tidak pernah menemukan ada teman angkatan saya yang bekerja di Surabaya dan sekitarnya, lah, ternyata setiap minggu ada mereka juga di Sancaka
- Mas H yang ternyata adalah anak dari kolega ibu saya
- Mas I, yang saat ini sudah pindah ke Surabaya bersama dengan istrinya setelah kelahiran anak pertama mereka.
- Mas A, seorang pengusaha furnitur dan juga tukang negbolang yang calon istrinya masih berdomisili di Jogja. Lumayan, harga produknya jadi harga teman :D
- Ada satu bapak dari Madiun yang saya perhatikan selalu menggunakan jaket “Australia” bergambar Koala dan tas Janport. Beliau selalu naik dari Madiun Menuju Surabaya.
- Ada satu Bapak yang saya tidak tahu, tetapi waktu saya duduk di kursi depannya, saya mendengar beliau mengobrol dengan sebelahnya, beliau berkata, “ Saya bolak-balik mas tiap minggu dari Jogja ke Surabaya, ini sama kayak Mas yang duduk di depan ini, tiap minggu juga pulang”
Itu semua di luar teman kulaah dan tentu saja teman kantor
saya yang sebagian besar pulang ke Jogja ketika Weekend. Bahkan ketika ada
acara pernikahan teman kantor kami misalnya, hampir dapat dipastikan setengah
gerbong itu kami saling kenal.
Satu lagi, saya pernah menyesal setengah mati ketika tahu
cewek yang saya gebet duduknya hanya satu kursi di depan saya dan kami
sama-sama tidak tahu padahal kebetulan kereta kosong dan kami berdua sama-sama
duduk sendiri. Kami beru menyadari ketika sampai di Surabaya Gubeng hehehehe...
Mungkin masih banyak lagi orang yang saya temui di kereta,
dan semuanya memberikan cerita dan pengalaman masing-masing. Sampai sekarang
pun saya selalu bersiap untuk kejutan-kejutan dari orang di sebelah saya di
Kereta Sancaka Sore
*Tulisan ini Dibuat untuk mengkuti lomba #UntukKeretaku
No comments:
Post a Comment